Baru-baru ini saya membeli dua buah buku, yang pertama
tentang kisah kehidupan Rasulullah Shalallaahu’alahi wasallam, sedangkan buku
kedua berkisah tentang para sahabat beliau. Kedua buku itu ditulis oleh penulis
yang sama, diterbitkan oleh penerbit yang sama pula, dan keduanya pun ditujukan
bagi kalangan anak-anak. Untuk anak, for kids, demikian tulisan yang tertera
pada sampul buku tersebut.
Ketika saya baru akan membuka kemasan plastik pembungkus
buku, si bungsu sudah merengek-rengek minta dibacakan, karena saat itu sudah
mendekati jam tidur siang dan sudah menjadi kebiasaannya minta dibacakan buku sebelum
tidur. Namun betapa galaunya hati ini, buku ini ternyata jauh dari ekspetasi
saya tentang sebuah ‘buku siroh untuk anak’. Bahasa yang digunakan dalam buku
ini memang indah, namun saya rasa sulit untuk dipahami oleh kedua ‘penggemar’
saya yang masih berusia 5 dan 3 th.
“Alam sekitarnya telah berubah menjadi sesuatu yang menakjubkan.
Gunung bukan gunung yang semula, langit juga bukan langit yang dulu. Mimpi yang
selama ini dilihat, kini telah menjadi nyata. Sang Amin, tidak mengetahui
bahwasanya wahyu akan turun dan wajah dunia akan berubah.”
Demikian kutipan salah satu paragraf buku tersebut. Saya sendiri
jadi merasa, dengan gaya bahasa yang demikian itu, buku ini lebih tepat
ditujukan bagi anak dengan rentang umur SMP ke atas (yeee..salah beli…-tapi
tidak apa2, toh nanti kalau anak2 saya sudah besar mereka juga bisa menikmati
buku ini sendiri).
Saya tidak meragukan bagusnya isi dari buku tersebut,
terlebih setiap akhir satu bab, ada semacam soal tes untuk menguji pemahaman
pembaca (jadi ingat buku pelajaran bhs indonesia jaman SD dulu ^^). Namun saya memang merindukan buku2 siroh yang
bermutu sekaligus membumi, yang berdasarkan dalil2 yang shohih sekaligus bahasanya
mudah dicerna anak2 usia dini. Akan lebih baik mungkin, penerjemah buku ini
bisa menyelami cara berpikir anak-anak yang simpel, walaupun yang dia
terjemahkan buku yang ‘sulit’ atau tinggi gaya bahasanya.
Saya juga merindukan
buku siroh yang diperkaya ilustrasi. Nah,
tentang ilustrasi ini, saya sebenarnya tidak menuntut terlalu tinggi, karena
buku siroh yang saya inginkan adalah untuk level anak2. Cukup bagi saya sebuah
gambar yang sedikit menerangkan tentang ka’bah misalnya, atau peta umum yang
menunjukkan lokasi terjadinya cerita **. Tak perlu gambar yang ramai sehingga
menjadikannya seperti komik, atau informasi yang terlalu luas seperti
ensiklopedia.
Ya, saya tahu, ilustrasi gambar dan peta bisa kita dapatkan
dari sumber lain. Tapi saya rasa akan lebih baik jika dalam sebuah buku
tersedia informasi yang mendukung jalannya cerita, apalagi saya membacakan buku
ini saat menjelang tidur, dan ketika saya sedang berkisah, kedua bocah ini tak henti2nya bertanya tentang hal yang
tdk mereka mengerti. (gak lucu jg kalau
saya tinggal googling dulu kaaan…yang ada malah anaknya ga jadi tidur, malah
ikut2an main komputer :P)
Akhirnya, saya putuskan membaca sendiri dulu buku ini, dan
ketika anak2 akan tidur baru saya ceritakan dengan gaya saya sendiri. Lumayanlah
sebagai penyegar ingatan, berhubung akhir2
ini menu bacaan saya lebih banyak porsinya pada buku cerita anak, kerajinan
tangan& parenting (duh benar2 harus
meluangkan waktu untuk membaca menu lainnya nih :P ).
Kesimpulannya, saya belum puas dengan buku ini. Nah, kalau
ada yang bertanya, “kenapa gak nulis buku aja sekalian?”. Hehe… rupanya
mengkritik karya orang lebih mudah daripada menghasilkan karya itu sendiri. Untuk saat ini saya mau minta tolong dulu aja sama rekan2 penulis, plis dong tolong wujudkan keinginan saya tentang buku siroh itu ya^^
~salah satu bagian dalam pendidikan anak adalah memberikan
teladan yang mulia. Siapakah manusia yang paling sempurna dan paling mulia
akhlaknya selain Rasulullah? Sepatutnya kita menanamkan kecintaan anak pada
Beliau Shalallahu’alaihi wasallam sejak dini, salah satunya dengan
membacakan/menceritakan kisah perjalanan hidup dan perjuangan beliau. Dengan harapan
–tentu saja- menjadi anak yang shalih. Miris lihat anak2 zaman sekarang yang
lebih mengidolakan artis2 yang kelakuannya Na’udzubillah… bahkan pezina dan
pemabuk khamr pun dielu2kan. Tak hentinya kita berusaha, berharap dan berdo’a
kepada Allah agar senantiasa dilindungi anak-anak yang menjadi amanah kita ini
dari fitnah akhir zaman, Aamiin~
**(Berdasarkan
pengalaman saya ketika masih
jadi anak sekolahan, kalau baca buku kisah para Nabi, suka keluar nama2
tempat
seperti Syam dan Persia, saya cari2 di peta tapi tidak ada, krn nama2
itu telah
berganti dan sudah dihapus dari peta dunia. Saya hanya meraba2,
dimanakah
gerangan letaknya kedua tempat terkenal itu? setelah saya kuliah dan
suatu ketika mengikuti
pengajian dimana sang ustadz menjelaskan tentang Dajjal, barulah saya
tahu ternyata Syam itu menunjukkan daerah Palestina, Yordania, Suriah
dan Libanon. Sementara Persia menunjukkan daerah Iran dan Irak)