Tuesday, January 29, 2013

Tulisan untuk Penulis



Baru-baru ini saya membeli dua buah buku, yang pertama tentang kisah kehidupan Rasulullah Shalallaahu’alahi wasallam, sedangkan buku kedua berkisah tentang para sahabat beliau. Kedua buku itu ditulis oleh penulis yang sama, diterbitkan oleh penerbit yang sama pula, dan keduanya pun ditujukan bagi kalangan anak-anak. Untuk anak, for kids, demikian tulisan yang tertera pada sampul buku tersebut.

Ketika saya baru akan membuka kemasan plastik pembungkus buku, si bungsu sudah merengek-rengek minta dibacakan, karena saat itu sudah mendekati jam tidur siang dan sudah menjadi kebiasaannya minta dibacakan buku sebelum tidur. Namun betapa galaunya hati ini, buku ini ternyata jauh dari ekspetasi saya tentang sebuah ‘buku siroh untuk anak’. Bahasa yang digunakan dalam buku ini memang indah, namun saya rasa sulit untuk dipahami oleh kedua ‘penggemar’ saya yang masih berusia 5 dan 3 th. 

“Alam sekitarnya telah berubah menjadi sesuatu yang menakjubkan. Gunung bukan gunung yang semula, langit juga bukan langit yang dulu. Mimpi yang selama ini dilihat, kini telah menjadi nyata. Sang Amin, tidak mengetahui bahwasanya wahyu akan turun dan wajah dunia akan berubah.”

Demikian kutipan salah satu paragraf buku tersebut. Saya sendiri jadi merasa, dengan gaya bahasa yang demikian itu, buku ini lebih tepat ditujukan bagi anak dengan rentang umur SMP ke atas (yeee..salah beli…-tapi tidak apa2, toh nanti kalau anak2 saya sudah besar mereka juga bisa menikmati buku ini sendiri). 

Saya tidak meragukan bagusnya isi dari buku tersebut, terlebih setiap akhir satu bab, ada semacam soal tes untuk menguji pemahaman pembaca (jadi ingat buku pelajaran bhs indonesia jaman SD dulu ^^).  Namun saya memang merindukan buku2 siroh yang bermutu sekaligus membumi, yang berdasarkan dalil2 yang shohih sekaligus bahasanya mudah dicerna anak2 usia dini. Akan lebih baik mungkin, penerjemah buku ini bisa menyelami cara berpikir anak-anak yang simpel, walaupun yang dia terjemahkan buku yang ‘sulit’ atau tinggi gaya bahasanya. 

 Saya juga merindukan buku siroh yang diperkaya ilustrasi.  Nah, tentang ilustrasi ini, saya sebenarnya tidak menuntut terlalu tinggi, karena buku siroh yang saya inginkan adalah untuk level anak2. Cukup bagi saya sebuah gambar yang sedikit menerangkan tentang ka’bah misalnya, atau peta umum yang menunjukkan lokasi terjadinya cerita **. Tak perlu gambar yang ramai sehingga menjadikannya seperti komik, atau informasi yang terlalu luas seperti ensiklopedia.

Ya, saya tahu, ilustrasi gambar dan peta bisa kita dapatkan dari sumber lain. Tapi saya rasa akan lebih baik jika dalam sebuah buku tersedia informasi yang mendukung jalannya cerita, apalagi saya membacakan buku ini saat menjelang tidur, dan ketika saya sedang berkisah, kedua bocah  ini tak henti2nya bertanya tentang hal yang tdk mereka mengerti.  (gak lucu jg kalau saya tinggal googling dulu kaaan…yang ada malah anaknya ga jadi tidur, malah ikut2an main komputer :P)

Akhirnya, saya putuskan membaca sendiri dulu buku ini, dan ketika anak2 akan tidur baru saya ceritakan dengan gaya saya sendiri. Lumayanlah sebagai penyegar ingatan, berhubung akhir2  ini menu bacaan saya lebih banyak porsinya pada buku cerita anak, kerajinan tangan&  parenting (duh benar2 harus meluangkan waktu untuk membaca menu lainnya nih :P ). 

Kesimpulannya, saya belum puas dengan buku ini. Nah, kalau ada yang bertanya, “kenapa gak nulis buku aja sekalian?”. Hehe… rupanya mengkritik karya orang lebih mudah daripada menghasilkan karya itu sendiri. Untuk saat ini saya mau minta tolong dulu aja sama rekan2 penulis, plis dong tolong wujudkan keinginan saya tentang buku siroh itu ya^^

~salah satu bagian dalam pendidikan anak adalah memberikan teladan yang mulia. Siapakah manusia yang paling sempurna dan paling mulia akhlaknya selain Rasulullah? Sepatutnya kita menanamkan kecintaan anak pada Beliau Shalallahu’alaihi wasallam sejak dini, salah satunya dengan membacakan/menceritakan kisah perjalanan hidup dan perjuangan beliau. Dengan harapan –tentu saja- menjadi anak yang shalih. Miris lihat anak2 zaman sekarang yang lebih mengidolakan artis2 yang kelakuannya Na’udzubillah… bahkan pezina dan pemabuk khamr pun dielu2kan. Tak hentinya kita berusaha, berharap dan berdo’a kepada Allah agar senantiasa dilindungi anak-anak yang menjadi amanah kita ini dari fitnah akhir zaman, Aamiin~

**(Berdasarkan pengalaman saya ketika masih jadi anak sekolahan, kalau baca buku kisah para Nabi, suka keluar nama2 tempat seperti Syam dan Persia, saya cari2 di peta tapi tidak ada, krn nama2 itu telah berganti dan sudah dihapus dari peta dunia. Saya hanya meraba2, dimanakah gerangan letaknya kedua tempat terkenal itu? setelah saya kuliah dan suatu ketika mengikuti pengajian dimana sang ustadz menjelaskan tentang Dajjal, barulah saya tahu ternyata Syam itu menunjukkan daerah Palestina, Yordania, Suriah dan Libanon. Sementara Persia menunjukkan daerah Iran dan Irak)